Cara Mencegah Dehidrasi Saat Puasa

Cara Mencegah Dehidrasi Saat Puasa

Ilustrasi Kompas

Menjaga tubuh agar tetap terhidrasi selama bulan Ramadhan merupakan salah satu hal penting namun sulit dilakukan. Hal tersebut diungkapkan oleh spesialis urologi di Rumah Sakit Al Zahra Dubai Dr Thamir Alkasab. “Tetap terhidrasi selama Ramadhan bisa jadi rumit, terutama dengan hari-hari yang panjang dan suhu yang panas,” ujarnya, dikutip dari The National News. Padahal, 60 hingga 70 persen tubuh manusia terdiri dari air.

Cairan tersebut bertindak membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel penting dalam tubuh. Apabila cairan dalam tubuh berkurang dan tidak tercukupi, maka kadar oksigen dalam tubuh tidak bisa optimal. Sementara itu, seorang ahli gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan, beberapa akibat yang muncul lantaran tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). “Kurang minum berakibat pada banyak hal. Ada yang tekanan darahnya justru naik, gampang sakit kepala, hingga pencernaan terganggu,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com (16/4/2021).

Kebutuhan air putih dalam tubuh

Selama ini, konsumsi air putih selalu digaungkan minimal 8 gelas setiap hari. Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa menjadi patokan. Dr Tan mengatakan, kebutuhan air putih setiap orang tidaklah sama. Sebagai contoh, perempuan dengan badan mungil memiliki kebutuhan air putih yang berbeda dibandingkan laki-laki dengan badan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dr Tan menganjurkan agar konsumsi air putih selama puasa disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing.

Indikator warna air seni

Alih-alih menyarankan konsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, dr Tan justru menganjurkan agar konsumsi air putih disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Untuk memahami berapa banyak kebutuhan cairan dalam tubuh, pihaknya mengajurkan untuk menggunakan indikator warna air seni. “Saya sih patokannya lebih mudah, minum sampai pipis jernih atau kuning muda,” tuturnya. Lebih lanjut, dr Tan menjelaskan bahwa semakin jernih warna air seni mengindikasikan bahwa tubuh tersebut terhidrasi dengan baik. Sebaliknya, semakin pekat warna air seni menunjukkan bahwa tubuh tersebut mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.

Tetap terhidrasi selama puasa

Dilansir dari The National News, cairan dalam tubuh bisa hilang ketika seseorang tersebut beraktivitas, misalnya bernapas dan berkeringat. Apabila cairan yang hilang tersebut tidak diganti dengan cairan yang baru, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Hal inilah yang sering kali terjadi saat Ramadhan lantaran tubuh hanya bisa mengonsumsi air putih pada waktu tertentu, yakni setelah berbuka hingga sebelum imsak. Untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi selama berpuasa, Dr Alkasab menganjurkan dua cara, yakni memperbanyak minum setelah berbuka dan sebelum imsak atau membatasi jumlah cairan yang hilang pada siang hari. “Di luar waktu puasa, perbanyak minum air putih dengan menambah frekuensi teguk. Air menghidrasi tubuh lebih baik daripada minuman bersoda dan jus buah,” kata dia. “Jangan minum air dalam jumlah yang sangat banyak sekaligus, karena tubuh Anda tidak akan dapat menyerap semuanya,” imbuhnya. Tubuh Selain memperhatikan konsumsi air putih saat berbuka hingga sahur, pihaknya juga menganjurkan agar mengonsumsi buah-buahan selama puasa. Sejumlah buah mengandung air yang tinggi sehingga sangat direkomendasikan untuk menambah cairan dalam tubuh selama puasa. Beberapa buah-buahan tersebut, di antaranya semangka, anggur, apel, dan mentimun. Selain itu, mengurangi aktivitas berat pada siang hari juga dapat mencegah tubuh dari dehidrasi. Sebab, suhu yang hangat atau cenderung panas dapat membuat tubuh berkeringat sehingga cairan di dalam tubuh hilang. Adapun apabila Anda hendak berolahraga ketika berpuasa, disarankan lakukan aktivitas olahraga yang ringan, seperti berjalan kaki atau bersepeda di sore hari.

Sponsor

About the author

admin administrator

    Leave a Reply